Moment


"Mbak Izza kemana aja? Ini majalah terakhir mbak Izza lho, malah jarang muncul." Kata Ipeh saat bertemu dengan saya di jalan.
"Kamu kemana aja?" sms Comel di hape saya semalam.
Entahlah saya lupa saya menghilang kemana.

Setelah menyesal hampir setengah tahun lebih saya tidak mengenal kelas saya, mungkin ini saatnya 'balas dendam'. Saya merasa semakin dekat dengan mereka justru di saat kami hampir berpisah. Sedari makrab, rasanya ada dorongan tersendiri dari diri saya. Tidak tahu, hanya rasanya saja. Semakin berat merelakan waktu kami berlalu...

Jogging dengan porsi aneh hampir berlanjut 3 hari berturut-turut.
Saya, Sando, Uzi, Gugun, Ryan, dan Dharma. Hari pertama jogging.
Sando: "Selama tiga tahun di sini, apa yang belum kesampean?"
Saya bilang, saya ingin ke Ragusa sedari tingkat 1. Tapi nggak pernah jadi.
Kemudian Sanda bilang kalo dia ingin menghadiri Indonesia Open, tapi selalu gagal untuk 3 tahun ini.

Siapa sangka setelah saya iseng-iseng posting di FB, ada tanggapan lebih lanjut untuk 'bolang' ke Ragusa. Saya sangat senang. Bahkan saat berjalan kaki menuju tempat itu, saya tidak bisa menyembunyikan senyum saya. Sekejap memang kami di Ragusa, kemudian ke Istiqlal, dan ke Monas.
Ini juga kali pertama saya diboyong ke Monas dengan Bajaj. Senang sekali.

Lebih ke terharu sih. Saya yang iseng pengen ke Ragusa, dan kalian yang terlibat semua. Kepanasan, pegel, uang habis, apapun itu, terima kasih. (Teh Inten, Anggun, Sando, Uzi, Andy, Gugun, Dio, Rizki, Surya, Harvindra, Dedi dan temannya.)

Sedangkan di lingkaran saya, Iko dan Ni'un. Yang penting ngumpul. Makan bakso di PJMI, nonton film nggak jelas di bioskop. Ah, apapaan ini. Kalian nggak ikut saya ke Ragusa.

Tidak begitu 'wah' dengan perjalanan ini. Tidak seperti naik gunung dan pengalaman 'bergengsi' lainnya. Tapi senang saat menjalaninya.

"memories, that's unaffordable when you lose it...
the moment i do mean." hasil ngobrol sama bowas.
Category: 4 comments

S-I-F-O-N

Pulang dari ujian AK(ampret)AK, saya singgah makan ditemani si ragil tulus. Ngobrol nggak jelas bahas jambak-jambakan antara iko dan saya semalem yang tiba-tiba melibatkan dia, ganesha (APA?! Ganesha!!!), dan Sando.
Selesai makan saya langsung pulang, mampir sebentar di depan tipi. Ada dian lagi belajar BUDNUS. Trus tiba-tiba jadi inget notes si ni'un di FB. Judulnya 'S-I-F-O-N'
Saya udah tiga kali baca, tapi tetep aja ngakak. Apalagi kalo bayangin ini bocah yang cerita. XD

Ini ni notesnya...
Selamat membaca...


S-I-F-O-N

Kalau teringat kata ini, rasa-rasanya masih ingin ketawa bahkan ngakak guling-guling di kasur..

Ceritanya adalah sebagai berikut..

Hari aku dan temen2 seangkatan UAS mata kuliah Budaya Nusantara (budnus). Hoohoo..temen-temen sih ngomongnya ini mata kuliah hiburan..Aku juga setuju kok dengan pernyataan itu. Dgn belajar budaya nusantara, kita bisa mengenali budaya Indonesia dan selanjutnya dapat mencintai serta melestarikannya..:)

Karena ujiannya jam 2 siang, aku baru mulai belajar waktu pagi.Oiya, untuk UAS kali ini materinya budaya Jawa, Sunda, Madura, Bali, Dayak, Banjar, Minahasa, Maluku, Makasar, Bugis, Toraja, Mandar, Timor, Flores,dan Irian (hampir se-Indonesia Raya lah pokoknya). Oiya, ada materi ttg sejarah Garuda Pancasila.Tapi jangan dibayangkan kalau aku belajarnya dengan membaca buku yang tebal. Tidak..itu salah besar. Aku hanya belajar dari fotocopyan catetan temen yang diajar oleh dosko (yang ternyata catatannya temen sekelas waktu tingkat satu). Belajar budaya nusantara itu seru, serasa membaca buku cerita bahkan dongeng (dongeng Sri Sadhana, Watugunung, La Ligo dan masih banyak lagi)

Tapi susahnya, belajar budnus itu banyak istilah yang aneh-aneh, maklumlah bahasa daerah dari berbagai macam suku. Nah,,waktu baca budaya Flores ternyata ada istilah budaya SIFON. Aku belum pernah mendengar istilah ini. Rencananya sih mau cari di google. Tapi lagi males ngetik di laptop. Yaudahlah carinya nanti aja, setelah mandi.

Tapi, malang tak bisa ditolak, untung tak bisa diraih, ternyata setelah selesai mandi, listrik mati. Dan bencana ini terjadi lebih dari satu jam. "-_____-

Hari semakin siang, kepala sudah terasa penuh, perut kenyang, listrik mati pula dan aku pun mengantuk. Mau baca materi lagi malah tambah ngantuk (isinya dongeng-dongeng). Akhirnya jam 12 siang aku pun tidur siang. Baru berapa menit memejamkan mata, HP bergetar,,
Hmmm....siapa sih ini sms, orang baru mau tidur juga??
Ternyata sms dari Iko.."Un, lu tau gak Sifon apaan? Bingung gw, udah cari ke mana-mana gak nemu..." (intinya kayak gitulah)
Aku berpikir, "ini orang ngapain sih, jam segini cari sifon? kurang kerjaan deh..udah ah nanti aja bales smsnya..."
Dan aku pun melanjutkan tidur siang.Jam 12.50, aku pun bangun. Sebelum sholat, balas sms dari Iko dulu."Sgb..kyak bolu biasa deh, tapi dia teksturnya ga gitu padat,,"
Dan aku pun sholat..
Setelah sholat, ternyata si Iko sms lagi.."bahaha,,maksud gw bukan sifon yang itu..tapi sifon budaya dari Flores"..
Hwaahhahaha...oh, ternyata...Kok aku mikirnya kue ya? pakai cara analisis tekstur segala pula,,,
"-______-
Parah,,,kok mau ujian budnus, isi kepalaku malahan makanan sih??ckckckck


Pulang ujian, aku ketemu si nenek Ijong dan Tante Iko sedang nongkrong di depan kantor Sekre. Katanya sih menunggu surat keterangan mahasiswa. Yaudahlah, aku ikutan mereka aja..Nah, dibahas lagilah masalah SIFON..
Ternyata si tante juga mengirim sms pertanyaan ttg sifon kepada nenek..
Dan ternyata...tereeeeeeng..si nenek menjawab kalu sifon adalah KAIN..
wahahahaha.....

Duuuuhhh,,,SIFON,,,sebuah istilah dengan beragam wujud dan makna...NB: untuk keterangan tentang SIFON yang ditanyain oleh tante (versi NTT) klik saja link berikut ini..
http://flobamora.org/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=13"
Category: 0 comments

Jarkom

Kalian tau apa itu jarkom?
Pertama kali membaca kata itu adalah saat saya masih berstatus mahasiswa Universitas Airlangga. Tidak mengerti apa singkatannya, tapi yang jelas itu adalah salah satu media penyampaian informasi.
Belakangan setelah saya resmi menjadi mahasiswa STAN, barulah saya tahu bahwa jarkom merupakan kependekan dari Jaringan Komunikasi.

Di STAN ini ada berbagai macam jarkom, bung. Yang paling unik dari jarkom kami? Jarkom batal kuliah.

Ini adalah beberapa contoh jarkom yang beredar di kelas saya.

3U Akuntansi Pemerintahan 2010/2011, Ketua Kelas: Depe.

Jarkom malam hari menjelang kuliah terakhir kami.
"Jarkom 3u
>besok (rabu) kita kuliah akak jam 2 siang, di L204
:')"


Keesokan harinya ketika tiba-tiba kuliah dibatalkan...
"Send to all
Kwanku yg indah,
seindah bunga mawar merah merekah di taman itu,

Hari ini tidak ada kuliah akak..
Artinya,
Alhamdulillah, sudah slesai pula kuliah kita di D3 akuntansi stan. Sukses UAS + kompre, berikan yg terbaik untuk org2 yg kita sayangi..
Semangat melangkah dan melaju!
love u all.. :')"


Unyu bukan? lengkap dengan emoticon nangisnya.

Saya kira jarkom-jarkom tersebut sudah cukup fantastis. Tapi coba lihat jarkom yang saya terima pagi ini...
"Jarkom 3u
lagi kesepian?
Btuh refreshing?
mo mkn es krim dg nuansa brbda?
Yo ikutn, 3u mncari RAGUSA
today, Kmpul @harmoni;jam stgh 11
Konfirm: Izati +628999******"


Haha!
Saya geli lihat jarkomnya, terus gatel tangan saya mau bales.
"Hakakakakakak! Jarkomnya unyu, pak!"
Berikutnya sms salah satu teman saya datang...
"Ebuset dah, jarkom darma kayak iklan2 hotline tante2 di koran itu."

Ahahahaha!
Bakalan kangen jarkom-jarkom gitu deh.

Itu jarkom kami, apa jarkom kamu?
Category: 7 comments

Jadi abang STAN apa Prodip?



Allllloooohhhaaaa...
Nggak keliatan yak saya lagi sakit. Semangat menggebu-gebu menuju DJPK dan LTO untuk berwiraswasta menjual kaos Elbrus. Ah ngemeng apa saya. Itu gambar rumpeknya rutinitas Jakarta.

Hari ini saya kuliah pukul 08.00 dan saya baru berangkat pukul 08.23 kayaknya. Kemudian pelajaran KSPK yang terakhir. Haha. Saya suka bagian cium tangan dosen. Udah lama saya nggak cium tangan sama papa saya, anggap saja pengganti.
Si ochol sms minta dibawain buku bacaan, nah adanya cuma Taj mahal dan Kuncup Berseri NH.Dini. Kayaknya yang NH. Dini bukan selera si ochol, yasudah saya kasih pinjem yang Taj Mahal doang.
Si sando nyebar note-block-nya, bikin semacam invitation buat Badminton-an besok rabu malam 19.00-21.00. Si iko macem-macem entah nulis apa di kertas itu, saya nggak tahu. Tiba-tiba si sando ngobrol bawa-bawa nama rizki. Karepmu cah. Toh bentar lagi kelar kuliah kita. Nggak akan ada lagi ceng-cengan yang akan mengarah ke saya.

Sepulang kuliah saya langsung ke posko, udah janjian sama Balung mau ke DJPK dan LTO.

DJPK
Kami sampai di DJPK sekitar pukul 12.15. Pas banget jam makan siang. Mau ketemu senior, eh tapi tiba-tiba ketemu sama bang Andec 727. "Makan siang dulu, yuk!" Kata bang Andec. Alhamdulillah makan siang dibayarin sama bang Andec.
Selesai makan siang kami berpisah, bang Andec balik ke kantornya (Itjen), saya dan balung ke DJPK lantai 11. Ada Ken Arok 890 di lantai 11, makin gendut dia. Tapi yang penting jualannya. Lumayan rame dan antusiasnya tinggi, soalnya masih muda-muda.
Target 2 juta, Insya Allah terpenuhi. Kami ke Setjen sekalian jalan kaki mengantar pesanan.
Ada sedikit selingan cerita di DJPK. Senior PUSAKA namanya mas badak. Ya saya kenal, makanya saya kunjungi dia. Kayaknya dia lagi sibuk entahapa. Trus dia nggak beli tapi nyumbang buat Elbrus, masing-masing Rp 50.000,-.

LTO
Tibalah kami di LTO sekitar pukul 16.00. Kunjungan yang singkat. Kami langsung nyamperin bang jarot 377, dan langsung turun ke lantai 3A.
Di lantai 3A ini tempat abang saya bekerja, sebagai AR.
Saya: Pak, mau ketemu pak farhan ada?
Satpam: Oh, pak farhan. Dari siapa?
Saya: Ini adeknya.
Satpam: Oh. Langsung masuk aja, mbak.
Saya: Oya. Makasih.
Saya dan Balung masuk ke ruangan yang sudah sangat amat familiar(bagi saya) ini. Langsung cium tangan sama abang. Trus bisik-bisik dikit menghasut untuk membujuk temannya membeli. Singkat cerita akhirnya kami juga ikut maju membujuk secara personal kepada perorangan pegawai di ruangan itu. Ada perbincangan yang berulang setiap kali saya di sini. Dan saya sudah hapal gelagatnya bapak-bapak ganteng dan keren di bagian AR ini.

Dialog
Saya: Iya bang. Ini kaos alumni STAN. Ada Polo shirt sama T-shirt.
Abang X: Oooo. Saya bukan alumni STAN. (muka datar ala bapak-bapak genit)
Saya: Trus apa bang?
Abang X: Prodip
Saya: (menggaruk kepala yang tidak gatal)

Datang ke meja lain...
Saya: Ini kaos alumni, bang. Yang kami bawa cuma sample sih. Ada polo shirt ama T-shirt juga.
Abang Y: Saya kan bukan alumni STAN.
Saya: Trus apa? Prodip?
Abang Y: Ahahahahahahaha!!!

Nawarin ke meja seberangnya yang lagi sibuk ngetik.
Abang Z: Itu apa de'?
Saya: Oh. Kaos alumni STAN, bang. Ada yang poloshirt, yang T-shirt kebetulan nggak ada sampelnya.
Abang Z: Hayo mas (menyebut sebuah nama), dibeli itu kaosnya.
Abang A: Orang saya bukan anak STAN.
Saya: Prodip kan bang?
Abang A&Z: Ahahahahaha.
Orang baru datang lagi di kumpulan yang belum bubar ini, sebutlah abang B.
Abang B: Ini lagi jualan apa ini?
Saya: Kaos alumni STAN, bang.
Abang B: Hooo. Adik kelasnya Gayus kan kalian.
Saya: Gayus kan PRODIP! :P (Nah lo! Kena! Rasain! Macem-macem sama saya! Anak STAN saya!)
Abang A, B, dan Z: Wohahahahahahahaha! (ketawa khas anak Prodip. #eh)
Tawa meledak di pojokan ruang LTO lantai 3A. Ada saya di tengah bapak-bapak sekitar 4-6 orang mungkin, dan Balung yang diam membisu dengan senyumnya.

Tidak lama, saya pamitan pulang ke Bintaro. Dengan ruwetnya lalu lintas Jakarta yang sangat dirindukan mbak Tyas ini. (Mbak Tyas; kakak kelas, Media Center, penempatan DJPB Kolaka.)

Yang penting beli deh, bang. Ini kaos yang poloshirt harganya Rp 150.000,- yang T-shirt Rp 100.000,-.
Eh...
Jadi abang STAN apa Prodip?
Category: 2 comments

Hei Ganesha...


Pagi ini saya memulai aktivitas seperti biasa. Bangun kesiangan, nyuci, nyari pinjeman baju merah, bebenah buat berangkat ke Ranking 3, eh Ranking 1.

Singkat cerita kami berkumpul di Air Mancur kampus kemudian berangkat menuju Trans TV.
Sesampainya di Trans TV ada kres dengan pihak IPB, entahlah. Saya tidak mau tau. Intinya kami jadi tampil maen quiz di Ranking 1.

Oke, kita mulai dari penampilan Maliq and D'essential. Gitarisnya ganteng, woy! Fika beberapa kali cubit-cubit tangan saya gara-gara gemes sama mas-mas itu. (Itu cowoknya Sherina bukan sih yak.)

Nah, langsung masuk ke Quiznya. Pertanda sial adalah saya di tempat paling belakang bersama lelaki yang baru saja saya kenal di TKP.

Lanjut ke pertanyaan.

SEMESTER 1
1. Apa nama pulau di tengah danau Toba? Samosir.
Ada yang jawab pulau JAWA. Sebelah saya(bukan anak STAN) jelas-jelas masih kosong whiteboardnya, trus dia nyontek dari temennya. SUMATRA dia tulis. Trus nggak ketauan. Dia nggak ikut WO bersama si pulau JAWA tadi. Saya pikir, ah yasudahlah. Yang penting saya tetep jujur. Seperti yang dibilang Sanda, squad STAN masih utuh.

2. Pengetik teks Proklamasi? Sayuti Melik
Squad STAN kembali masih utuh. (Mulai nguap, bodo amat. Yang penting masih kompak ber18)

3. Tebak kotak: Pulpen
Masih utuh lagi. (Ngobrol kayak orang mabok. Entahlah, saya tidak tahan bau badan mas-mas entah yang mana di sekeliling saya.)

4. Tebak Gambar
Masih utuh banget. Mukanya semakin cerah. Pada nengok ke belakang memeriksa apakah ada jawaban yang tidak senada.

5. Praktikum 1
Satu, dua, tiga, ..., Delapan Belas. UTUH! (Pegang kepala, beneran nggak tau yang mana yang belum mandi.)

6. Praktikum 2
Percobaan dengan dua gelas yang ditangkupkan. Sebelumnya diisi dengan air warna hijau dan ditangkupkan di dalam air, sehingga keduanya menyatu. Praktek pendahuluan dari percobaan ini adalah plastik diisi air hijau, dikaretin, dikasih sedotan. Ditiup, apa yang terjadi? Airnya keluar karena tekanan udara kan.
Kembali ke gelas tadi. Jika ditiupkan udara lewat sedotan dari sela-sela gelas, apakah air akan KELUAR atau TIDAK.
5 Hitungan, jawaban saya pertahankan. Saya tulis gedhe-gedhe, "KELUAR" Dari depan nengok semua ke belakang. Saya celingukan liat kanan kiri nengok depan pulak. mereka senada menjawab, "TIDAK". Saya benar-benar berkhianat dalam hal yang satu ini.

PANIK! BUNUH SAYA! bukan masalah saya keluar sendirian dari barisan. Tapi beban moral pada tulisan "STAPALA! GO ELBRUS!" yang saya tulis di bagian dasar white board.
Pikiran saya; "Tengsin lah ini. Bawa-bawa STAPALA WO duluan."
PANIK! MUKA MERAH pantat babi. Nunduk terus, beban mental.
Simsalabim jadi apa, prok-prok-prok!
Ternyata jawabannya...

KELUAR.

Benar-benar tidak ada yang tersisa dari barisan STAN yang merupakan group terlengkap sampai praktikum ke-2. Kecuali saya.
Sontak saya bilang, "Apapaan ini! Ditinggal sendirian!"
Kaget, grogi, melek, tapi asyiklah. Udara segar, nggak bau lagi. (Astaghfirullah, maaf ya mas. Siapapun anda.)

Tersisih 8 peserta dari semula 66/68.
Terus ada soal hitung-hitungan, suka lah saya yang ginian. Trus yang jawabannya Volt ama Tensimeter.
Berikutnya GANESHA.

Tragedi Ganesha.
Saya benar-benar lupa Gajah Imut berbelalai panjang dan bercelana kembang-kembang itu.
Saya benar-benar lupa bahwa saya masuk di 3 besar.
Saya benar-benar lupa bahwa saya harus menjawab dalam 5 detik.
Saya benar-benar INGAT trimurti Shiwa, Brahma, Wishnu.
Saya benar-benar lupa menyapa lambang OSIS, dan ITB itu.

Hei Ganesha... :D
Tidak akan saya lupakan seumur hidup. :)

2 hal yang saya banggakan:
1. Mahasiswa STAN jujur, bahkan hanya untuk quiz Ranking 3. Gayus bukan sample akurat, bro!

2. Dibacain sama mbak sarah "STAPALA! GO ELBRUS!" nya. :P

Satu lagi. I walk against the flow. No matter what!

Kejutan indah dari Allah untuk 15.07.2011.
Indonesia selalu indah, pa. :)
Category: 2 comments

13.07.2011

Hari ini janjian sama iko ama ni'un nonton bareng film yang judulnya tidak bisa saya sebutkan. Yang jelas penasaran nonton karena ketemu ama temen sepulang dari BP yang berhasil dibikin nangis bombay sama film ini.

Dari pagi tadi saya kram perut gara-gara siklus. Yaudah, nggak beres semua. Yang harusnya ngasih artikel 2 hari yang lalu, sampai sekarang juga beloman dikerjain. Yang harusnya ngasih menu buat Pendakian Eksklusif hari ini, sampai sekarang juga belum beres. Yang harusnya ke posko pukul 8.30, ngaret sampai setengah sepuluhan pagi baru berangkat ke LTO ama ke DJP Pusat.

Kejutan!
Saya kira ke DJP Pusat dulu kan, eh sampai di deket stasiun gambir, Kementerian Kelautan dan perikanan tinggal nyeberang, saya kaget lah. Nyampe sini aja, jangan-jangan mau ke kantor mas-saya. Trus saya nanya sama gokong
I: "Kong, iki meh nangendi?"
G: "Kuwi, ngarep kunu."
I: "Oalah! Iki kantore masku nah!"
Yasudah, masuklah kami. Nunggu lift di Lobby, lamanya minta ampun. Sekalinya masuk, liftnya penuh, tasnya hampir kegencet(yang ini katrok banget). Salah lift pulak.
Keluar dari lift tau-tau udah di lantai 10. Gara-gara males ke lantai 1, jadilah kami turun ke lantai 5 pake lift barang. Kucinglah! Lain kali saya nggak mau naik lift kayak gitu lagi, berasa mau runtuh itu lift.

Sampailah kita di lantai 5, disambut satpam bermodel sekuriti dengan tampang penjudi kelas teri tapi sepertinya baik budi tanyalah ke satpam. "Pam, pepe jerete ada?" Nah kami lagi nyari bang Jarot itu, trus disuruh nunggu di ruang tamunya. Nggak lama bang Jarot datang bawa 3 temen. Trus ternyata kami malah digiring ke tempat yang mereka sebut 'krupuk-an'. Kenapa disebutnya gitu? Nah! Penasaran pulak saya. Ternyata ada toples super gedhe di tengah ruangan kerja mereka di lantai 5 ini yang berisi krupuk, sodara-sodara. Kayaknya untuk mengganjal perut mereka deh.
Dan di krupuk-an ini kami jualan kaos alumni dan coverbag buat pendanaan Elbrus. Lumayan! Alhamdulillah laris banget, sekali cuap-cuap dapet Rp 1.450.000,- plus uang komisi cepekceng. Setelah dagangan laris, kami menuju ke DJP pusat.

Tapi pas baru keluar dari ruangan di lt.5 itu saya nggak enak. Lhah, ini mas-saya di lantai 3A kok saya nggak sowan dulu. Bilanglah saya sama Gokong, "Kong, mudhun lantai 3A yho. Meh sowan sik aku ra penak. Masku je. Ndak kurang ajar aku." Gokong mengiyakan. Terus ya udah turun ke lantai 3A, langsung ketemu mas-saya. Salim cium tangan, disuruh duduk. Suasananya kayaknya mendukung ini...
Trus kami jualan lagi di situ. :D
Lumayan, niat awal mau sowan doang eh dapet duit tambahan Rp 400.000,- beserta komisi khusus untuk saya goban. Mumpung sama abang sendiri, ya tinggal nodong kan. Lumayan goban bisa buat bekal nonton ntar sore.

Setelah laku di LTO, kami cabut ke DJP pusat. Di sini hasilnya nihil. Kampreto. Etapi saya seneng singgah di masjidnya. Anginnya itu lho, asoy! Adem deh pikiran kalo udah di situ.

Terussss...
Kami pulang deh. Mau tiduran di posko kok udah jam 4 sore aja. Mau tentir kok capeknya ada aja. Yasudah, trus saya pulang. Cuci muka doang ama bersih-bersih dikit trus tiba-tiba ni'un dateng. Nggak lama si iko nyusul juga ke kosan. Ternyata pulang tentir mereka. Sholat maghrib dulu lanjut ke BP nonton film tadi.

Kami dapat baris G4,5,6. Di ujung ada ababil pacaran, ujung lainya ada mbak-mbak sendirian pegang popcorn. Anehnya si mbak-mbak yang pegang popcorn tadi ama ababil di ujung satunya pada nangis semua. Lhah saya bingung apa yang ditangisin. Trus nengok samping ternyata si ni'un udah berlinang air mata aja. (-___-")a
Saya ngakak campur misuh, justru di bagian yang dibilang romantis. (red; labil)
Di bagian akhr emang sedih sih, si ni'un makin nangis bombay. Saya berhasil dibikin diem karena sad-endingnya. Diem doang setelah 7/8 bagian film nggak ngeh, ngakak, misuh, nguap.
Inti filmnya? Saya nggak ngerti apa, yang jelas kasian. Semoga Transformer diputer di Indonesia. Aaaammiiiinnnn...
Category: 2 comments

1.56 AM

Madre selesai. Pikiran terpecah antara membaca Ayahku (Bukan) Pembohong atau yang lainnya. Atau mungkin saya harus blogwalking mencari bahan artikel majalah yang sempat tertunda lebih dari satu bulan.
Yang jelas besok pagi pukul 8.00 AM ada kuliah KSPK, sedangkan pukul 6.00 saya berjanji jogging bersama Dona. Maunya setelah kuliah ikut ke DJP Pusat lagi mengantarkan pesanan kaos Elbrus untuk alumni di sana.

Sekarang 1.56 AM versi laptop saya. Saya belum terlelap.
Category: 0 comments