Ola, she is my roommate. We live in a rumah dinas number 137 at Jl. Sunggal Komplek BPKP Sumatera Utara.
Yang ajaib dari Ola adalah dia ini lemah lembut suaranya. Tapi kalo udah marah-marah ama nawar harga, rrraaawr! Ganas!
Pernah suatu hari kami membeli lemari untuk pakaian kami yang sudah berhari-hari berceceran di kamar. Si penjual berjanji mengantarkan keesokan hari setelah kami datang ke tokonya. Dan keesokan harinya batal diantar, hingga berselang 4 hari lemari tersebut tidak kunjung sampai di rumah kami.
Sore yang agak mendung, si mbak penjual mendatangi rumah kami. Dia bilang baru bisa mengantarkannya besok. Ola marah-marah kepada si mbak penjual karena pesanan tidak tiba sesuai waktu yang dulu dijanjikan. Marahnya tentu saja dengan suara halus, dan kata-kata yang halus menusuk. Hahaha. Saya di pintu ngeliatin Ola marah-marah sambil menyembunyikan senyum.
Selesai dengan marah-marahnya dan mbak penjualnya juga sudah pulang, Ola ngobrol dengan saya.
Ola: Jonk, aku masih pengen marah-marah nih.
Me: Yaudah marah aja sini. Kamu mau minta ganti rugi?
Ola: Iya, tapi kamu yang minta ya, jonk.
Me: Lho. Kok jadi aku yang minta, kan kamu yang marah-marah. Hahaha
Ola: Habis dari tadi kamu diem aja sih.
Me: Ya kalo masalah mbaknya belum bisa anter ya gak papa dianter besok. Misal kita lagi naik becak trus dikasih tujuh ribu mintanya sepuluh ribu, yaudah dikasih, la. Gampang to. Hahaha.
Ola: Ah, kamu ini pikiran cowok, gak bisa jadi ibu-ibu. Karepmu, jonk. Karemu.
Me: lhoh. Kok jadi kamu yang bilang karepmu. Hahaha.
Cerita ini gak ada poinnya sih. Hahaha. Hanya saja akan ada oranga yang sangat senang nanti jika saya sudah pandai ngomel dan menawar harga, yaitu Ola.
Sakit kali ini emang agak lebay karena bebarengan datangnya. Haha. Tapi saya merasa bersyukur memiliki teman-teman yang peduli. :)
Daftar di bawah ini adalah hal yang perlu saya CATAT dari kebaikan orang sekitar dan teman saya;
1. Decolgen 1, dibelikan oleh Balung dan Jupret. Thank you, bang brow!
2. Decolgen 2
Dibelikan bapak LO yang saya nggak tau namanya siapa. Ceritanya saya makan siang di warung depan sekalian mau beli Decolgen, ternyata teteh yang punya warung bilang gak ada Decolgen. Terus bapak LO yang juga lagi makan di warung itu menelpon temannya dan meminta membelikan Decolgen. Saya kira cuma becanda, ternyata ciyus! aih... Terharulah saya. Padahal saya cuma setor senyum tiap pagi aja sama bapak ini. hehe. Terima kasih, bapaaaak :D
3. Bubur Ayam
Dibelikan dan diantarkan oleh Mantan. Paginya masih nawarin mau dibeliin bubur lagi aja dia. Aaaak! makin terharu lah. Thank you, tan.
4. Deluxe Cheese pinggiran Sosis
Hahaha. Yang ini mah nggak nyambung sama sakitnya. Tapi terima kasih buat abang Jupret yang sudah membelikan Pizza Deluxe Cheese dengan pinggiran Sosis. Meskipun akhirnya cuma makan satu potong karena nggak sanggup makannya, itupun pake acara muntah tengah malam. Tapi tetep terima kasiiiih :D
Sakit itu Anugerah, bukan?
Bogor, 05.12.2012
![]() |
Gambar ini diambil dari atas karena memang tempat makannya di atas. (Lupa nama tempat makannya) |
![]() |
Pak Yadi nampak belakang, pantai Rambak - Bangka |
![]() |
Terdapat Pagoda yang masih dalam proses pembangunan tidak jauh dari pantai Rambak. Pemandangan ini diambil dari tanah lapang sekitar Pagoda. |
![]() |
Rambak Beach |
Cuaca di Bangka memang panas, sangat panas menyengat. Jika anda berencana mengunjungi Bangka, Sun Block adalah benda yang wajib anda bawa. :p ![]() |
Pagoda (unfinished) |
![]() |
Tangga menuju Pagoda |
![]() |
Jalanan turun menuju pantai Rambak |
![]() |
Pantai Rambak |
![]() |
Pantai Rambak |
![]() |
Pantai Rambak |
![]() |
Pantai Parai |
Suatu waktu ketika pergi ke Bogor secara random kami membahas seorang kakak kelas kami(laki-laki) di ruangan yang tidak punya pacar dan sedang suka dengan seorang gadis di angkatan kami. Si kakak ini belum apa-apa sudah bercerita ke semua orang, sampai temannya yang tidak seruangan pun tau tentang si gadis.
Dengan pedulinya Bu Elis menasihati si kakak, "Dek, kalo cara kamu kayak gini mendekati wanita. Kamu nggak akan dapet. Nggak bakal. Kemarin kamu bahas usia sama ****(menyebut nama si gadis), kamu tau itu nggak boleh. Jangan sekalipun memulai dengan membicarakan kelemahannya. Wanita itu gila perhatian, dek. Perhatikan dia dan pujilah dia. Nggak perlu dia bilang kebiasaannya, kamu harus tau sendiri. Jadilah teman baiknya. Maka dengan begitu hatinya luluh."
Begitu kata bu Elis...
*maaf jika tidak sama kalimatnya. Saya pelupa.
Banjarmasin, 19.10.2012 15.45 WITA